Nasihat-Nasihat Bijak Dari Syekh Abdul Qadir Al Jailani
- Belajarlah diam agar suaramu lebih terdengar.
- Belajarlah sabar agar tindakanmu lebih benar.
- Maafkanlah kesalahan orang lain, tutup aibnya, dan lupakanlah.
- Orang baik adalah orang yang bisa menahan amarahnya, maka pilihlah ucapan yang baik untuk kau sampaikan.
- Aku lebih menghargai orang yang beradab daripada berilmu. Kalau hanya berilmu, iblis pun lebih tinggi ilmunya daripada manusia.
- Sesungguhnya bencana terhadapmu bukan untuk menghancurkanmu melainkan sesungguhnya akan mengujimu, mengesahkan kesempurnaan imanmu dan menguatkan dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu.
- Wahai anak! Janganlah kamu menuntut sesuatu kepada seseorang. Dan jika kamu mampu untuk memberi dan tidak mengambil maka lakukanlah. Kamu melayani dan kamu tidak minta dilayani oleh orang lain maka lakukanlah.
Di atas hanyalah sekelumit dari nasihat-nasihat beliau yang terkenal. Lalu siapakah Syekh Abdul Qadir Al Jailani?
Syekh Abdul Qadir Al Jailani (470–561 H / 1077–1166 M) dilahirkan di Desa Nif atau Naif, termasuk pada distrik Jailan (disebut juga dengan Jilan, Kailan, Kilan, atau al-Jil), Kurdistan Selatan, terletak 150 kilometer sebelah timur laut Kota Baghdad. Beliau adalah seorang Sufi Masyhur yang tidak diragukan lagi pangkat kewaliannya. Beliau merupakan Ulama Fiqih bermazhab Hambali yang memiliki segudang Karomah dan sangat dihormati oleh Sunni. Tuan Syeikh Abdul Qodir Al-Jilani dianggap sebagai Waliyullah yang paling Agung dan Keramat bergelar Sulthonul Auliya (Rajanya Para Wali) dan Al-Imām Al-Quthubul Aqthāb (Pemimpin dan Penguasa Seluruh Wali di Alam Semesta). Beliau adalah Mursyid Kamil Mukammil sekaligus Pengasas Perkumpulan Thoriqoh Qodiriyah. Dengan keluasan Ilmunya Ajarannya tersebar luas keseluruh dunia, menjadikannya sebagai aliran Tarekat yang paling banyak dianut. Orang-orang Tarekat selalu mengadakan Manaqib dan Haul untuk Menghormatinya, bahkan pada bulan Rabiuts-Tsani diadakan Penghormatan besar-besaran oleh seluruh Pengikutnya yang tersebar di penjuru dunia.
Dalam lembaran sejarah Islam, setiap abad kita akan menemukan tokoh besar yang mendapatkan status mujaddid. Ini sesuai dengan hadis Rasul yang menyatakan bahwa setiap 100 tahun, Allah akan mengirimkan pembaru di kalangan umat Islam (Sunan Abu Daud, jilid II: 424).
Jika mujaddid Islam pada abad ke-11 M/5 H adalah Imam al-Ghazali dan mendapat julukan hujjatul Islam karena keberhasilannya menggabungkan syariat dan tarekat secara teoritis, mutiara sejarah abad ke-12 M/6 H diduduki oleh seorang ulama yang berhasil memadukan antara syariat dan sufisme secara praktis-aplikatif. Karena itu, ia mendapat julukan quthubul auliya' serta ghautsul a'dzam, orang suci terbesar dalam Islam. Dia adalah Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Karomah
Sebagai waliyullah, Syekh Abdul Qodir Al-Jailani memiliki banyak karomah. Karomah-karomahnya yang mahsyur dapat dibaca dalam kitab manaqib yang berjudul Lujainud Dani karya Sayyid Syaikh Ja’far bin Hasan Al-Barzanji.
Kisah karomah Syekh Abdul Qodir Al-Jailani dalam bahasa Indonesia juga terdapat dalam buku Karomah Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani yang ditulis M. Zainuddin. Di antara karomah Syekh Abdul Qodir Al-Jailani yang masyhur tersebut adalah tujuh karomah berikut ini.
- Berpuasa Sejak Bayi
Saat masih bayi Syekh Abdul Qodir Al-Jailani tidak pernah minum air susu ibunya ketika memasuki Bulan Ramadhan. Beliau turut berpuasa dan tidak ingin makan apapun, meski saat itu beliau masih bayi.
- Ditantang oleh 100 Ulama
Syekh Abdul Qodir Al-Jailani pernah didatangi oleh 100 ulama untuk coba menandingi keilmuan beliau. Setelah 100 ulama itu tiba di rumahnya, mereka dipersilahkan duduk, kemudian Syekh Abdul Qodir menundukkan kepala, lalu dari dada beliau keluarlah cahaya terang.
Cahaya tersebut kemudian menyelimuti hati para ulama tadi, hingga para ulama merasa kagum dan mengurungkan sejumlah pertanyaan yang sudah disiapkan, karena semuanya sudah terjawab.
- Menghidupkan Bangkai Ayam
Suatu ketika, Syekh Abdul Qodir Al-Jailani berada di warung, kemudian ada seorang wanita menantang beliau agar menunjukan kewaliannya. Namun, saat itu beliau tidak mau, tidak lain adalah karena ketawadhuannya yang merasa bahwa dirinya hanyalah orang biasa.
Setelah itu, ternyata wanita tadi melempari beliau dengan bangkai ayam. Maka, seketika itu Syekh Abdul Qodir Al-Jailani mengambil bangkai ayam yang dilempar tersebut dan berdoa kepada Allah. Dan ternyata bangkai ayam tadi bisa hidup kembali.
- Berguru kepada Nabi Khidir
Pada usianya yang sudah matang, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pernah didatangi oleh seseorang yang arif. Tapi beliau tahu bahwa orang tersebut adalah Nabi Khidir. Lalu Syekh Abdul Qadir berkata kepada Nabi Khidir, "Wahai Khidir sesungguhnya kamu tidak akan sanggup bersamaku, sebab aku bukanlah seperti Nabi Musa." Tetapi karena pernyataan itu, maka Nabi Khidir pun menerimanya menjadi murid.
- Memerintah angin
Suatu saat Syekh Abdul Qodir sedang ada di sawah. Beliau melihat seorang nenek yang menangis karena padinya dimakan oleh burung-burung. Kemudian Syekh Abdul Qodir memerintahkan angin, beliau berkata, "Wahai angin turunkan semua burung-burung itu, penggallah kepalanya."
Maka burung-burung itu jatuh dan satu persatu padi itu dikeluarkan dari perut si burung, dan dikembalikanlah padi itu kepada si nenek. Kemudian Syekh Abdul Qodir kembali berdoa kepada Allah agar burung-burung tadi bisa hidup lagi. Walhasil, burung-burung itu kembali terbang.
- Jin Ketakutan pada Syekh Abdul Qodir
Suatu saat ada seseorang yang kesurupan, kemudian dibawa kepada Syekh Abdul Qodir. Sebelum tiba di rumah beliau, ternyata orang tadi sudah sembuh, karena jin yang merasuki takut saat mendengar nama Syekh Abdul Qodir Al-Jailani.
- Berjalan di udara
Dikisahkan oleh Imam Al-Khattab, bahwa Syekh Abdul Qodir Al-Jailani pernah memberikan ceramah agama. Saat itu, tiba-tiba beliau selangkah demi selangkah menaiki udara yang seakan-akan ada tangganya. Kejadian itu disaksikan oleh para jamaah yang hadir.
Demikian beberapa di antara kisah karomah Syekh Abdul Qodir Al-Jailani yang masyhur. Wallahu’alam.